Monday, March 8, 2010

Renungan 3 : Menunda kemarahan

http://www.youtube.com/watch?v=muTlvwvsO4o


Kedua video yang diupload di youtube ini adalah bahan untuk renungan 3. Video pertama menceritakan eskalator yang berjalan sangat lambat di Binus gedung anggrek. Video yang kedua menceritakan pengajaran seorang dosen yang menurut si mahasiswa sebagai "kemarahan" si dosen.

Di zaman informasi ini, berbagi video adalah hal yang tidak asing lagi. Kita dapat dengan mudah mengupload video yang menurut kita lucu atau menarik. Namun bentuk "keisengan" atau protes atas kekecewaan yang didapat ini bukanlah sesuatu yang baik. Video ini akan dapat dilihat oleh semua orang di seluruh dunia dan image Universitas Binus akan sedikit tergores.

Mungkin bukan seperti yang mereka gambarkan kejadian tersebut. Eskalator yang berjalan lambat bisa saja karena waktu sensor membaca gerakan dan waktu eskalator berjalan dengan penambahan kecepatan sudah habis, atau eskalator sedang mengalami perbaikan. Video dosen yang terkesan "marah" itu pun bukan suatu kemarahan. Saya mengenal baik beliau di gereja saya. Memang cara mengajarnya seperti itu dan tidak terkesan seperti "marah" atau "ngamuk". Terkadang orang-orang mempunyai imajinasi negatif.

Terlepas dari kejadian itu, tindakan protes dengan cara "memamerkan" ke dunia maya adalah tindakan yang tidak baik. Apalagi dengan menambahkan kata-kata yang negatif sesuai imajinasi negatif kita. Banyak contoh yang terjadi seperti kasus Prita dan Omni, dan kasus Luna Maya. Apakah kalian mau nama kalian disebut sebagai orang yang tidak baik dan diketahui dunia? Mungkin itu benar, mungkin juga tidak, tetapi yang pasti nama baik adalah hal yang mau kita bangun, bukan hal yang mau kita bunag dan menjadikan kita dicap memiliki "nama buruk". Ada etika dalam memberitahu kekecewaan kita kepada orang lain.


Berikut ini cerita tentang memancing kepiting

Bagaimana cara memancing Kepiting?
Kami menggunakan sebatang bambu, mengikatkan tali ke batang bambu itu, diujung lain tali itu kami mengikat
sebuah batu kecil.

Lalu kami mengayun bambu agar batu di ujung tali terayun menuju Kepiting yang kami incar, kami mengganggu Kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak agar Kepiting marah, dan kalau itu berhasil maka Kepiting itu
akan 'menggigit' tali atau batu itu dengan geram, capitnya akan mencengkeram batu atau tali dengan kuat sehingga kami leluasa mengangkat bambu dengan ujung tali berisi seekor Kepiting gemuk yang sedang marah.

Kami tinggal mengayun perlahan bambu agar ujung talinya menuju sebuah wajan besar yang sudah kami isi dengan air mendidih karena di bawah wajan itu ada sebuah kompor dengan api yang sedang menyala.

Kami celupkan Kepiting yang sedang murka itu ke dalam wajan tersebut, seketika Kepiting melepaskan gigitan
dan tubuhnya menjadi merah, tak lama kemudian kami bisa menikmati Kepiting Rebus yang sangat lezat.

Kepiting itu menjadi korban santapan kami karena kemarahannya, karena kegeramannya atas gangguan yang
kami lakukan melalui sebatang bambu, seutas tali dan sebuah batu kecil.

Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya karena MARAH .

Jadi kalau anda menghadapi gangguan, baik itu batu kecil atau batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan dua tiga detik dengan menarik napas panjang, kalau perlu pergilah ke kamar kecil, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin, agar murka anda mereda dan anda terlepas dari ancaman wajan panas yang bisa menghancurkan masa depan anda.

Nothing Great in the World has ever been accomplished without PASSION

www.cerita-kristen.com


Dari cerita ini, kita diajar untuk tidak cepat marah. Marah bukanlah sesuatu yang berguna. Kita perlu tegas, tetapi kita harus membuang jauh-jauh marah. Memberi pengertian akan jauh lebih berguna dari pada memberi emosi. Simpan "marah" kita di dalam sebuah kotak yang terkunci rapat. Mari kita coba tersenyum dalam segala hal. Saat kita tersenyum, kita mendapatkan semangat dan kekuatan lebih dalam menghadapi persoalan.

^.^

No comments:

Post a Comment

Please keep comment..